IMUNISASI ANAK

Membahas Semua Hal Mengenai Imunisasi Anak

Picture of dr. Dewi Darmawati, Sp.A
dr. Dewi Darmawati, Sp.A

Hi Parents!

Melalui artikel ini, dr. Dewi akan sharing mengenai seluruh hal penting yang berkaitan dengan imunisasi anak secara lengkap.

Parents, yuk gunakan daftar isi di bawah untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing ya!

Daftar Isi

BAGIAN 1

Memahami Imunisasi Pada Anak

Sebagai orang tua, parents tentunya telah menyadari betapa pentingnya imunisasi bagi sang buah hati. Secara umum, imunisasi memberikan kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit berbahaya, serta menciptakan lingkungan yang sehat di tengah keluarga.

Imunisasi anak juga sudah menjadi program wajib yang ditetapkan oleh serta World Health Organization (WHO) serta Kementerian Kesehatan melalui Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Yuk parents, kita perdalam lagi informasi seputar imunisasi anak!

Apa Itu Imunisasi?

Imunisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh dengan tujuan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh yang berfungsi mencegah penularan berbagai macam penyakit.

Berdasarkan usia serta tujuan diberikannya, imunisasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Imunisasi Dasar
  2. Imunisasi Lanjutan

Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar merupakan langkah pencegahan utama bagi anak atau bayi baru lahir dari berbagai penyakit menular. Imunisasi ini bersifat preventif; sebagai upaya awal untuk melindungi anak yang masih rentan terhadap berbagai macam penyakit.

Berdasarkan usia diberikannya, imunisasi dasar wajib dilakukan saat si kecil berada dalam rentang usia 0-18 bulan.

Imunisasi Lanjutan

Imunisasi lanjutan atau lebih sering dikenal dengan istilah Booster, adalah proses pemberian imunisasi yang sifatnya pengulangan. Pemberian imunisasi secara berulang dapat membangkitkan respon imun yang lebih baik serta memberikan perlindungan ekstra pada anak.

Proses dan cara bekerja imunisasi lanjutan pada anak sebenarnya sama seperti imunisasi dasar, namun dilakukan ketika anak berusia diatas 18 bulan.

Mengapa Imunisasi Anak Penting?

Moms, terdapat alasan spesifik mengapa Kementerian Kesehatan serta World Health Organization (WHO) mewajibkan si kecil untuk memperoleh imunisasi sejak usia dini.

Berikut adalah empat alasan utama mengapa imunisasi pada anak merupakan hal yang sangat penting:

Perlindungan Penyakit Berbahaya

Saat anak berusia dibawah 18 bulan, mereka memiliki risiko yang lebih besar untuk tertular penyakit karena kekebalan tubuhnya belum sempurna. Dengan adanya imunisasi anak, si kecil akan tercegah dari penularan penyakit seperti polio, campak, difteri, serta berbagai penyakit lainnya yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Membangun Kekebalan Tubuh

Proses pemberian imunisasi pada anak sangat bermanfaat dalam pembentukan sistem kekebalan tubuhnya. Nantinya, apabila terdapat patogen (virus atau bakteri) yang masuk ke dalam tubuh, secara alami tubuh sang anak dapat mengenali serta melawan patogen tersebut sehingga memberikan perlindungan dari penyakit berbahaya.

Keamanan dan Efektivitas

Vaksin yang diberikan tentunya telah melalui berbagai proses uji klinis yang ketat sebelum digunakan secara luas. Proses uji klinis bertujuan untuk menilai apakah vaksin tersebut terbukti efektif mencegah penularan penyakit tertentu serta aman untuk digunakan.

Herd Immunity

Parents, pernah mendengar istilah herd immunity?

Secara umum, ketika sudah semakin banyak anak yang diberikan imunisasi, penyebaran penyakit karena tertular secara tidak langsung juga akan berkurang. Pada akhirnya, mereka yang belum mendapatkan imunisasi akan terlindung dari ancaman penyebaran penyakit karena semakin sedikit jumlah anak yang tertular penyakit.

Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai herd immunity.

Bagaimana Cara Kerja Imunisasi?

Secara garis besar, proses imunisasi terbagi menjadi 3 langkah:

1. Pemberian Vaksin

Imunisasi dimulai dengan proses pemberian vaksin melalui suntikan (injeksi) atau oral (mulut). Vaksin sendiri mengandung antigen, dimana antigen ini dapat berupa:

  • Mikroorganisme yang dilemahkan (vaksin hidup dilemahkan)
  • Mikroorganisme yang dimatikan (vaksin mati/inaktivasi)
  • Bagian tertentu dari mikroorganisme, misalnya protein atau toksin yang telah dilemahkan.

2. Stimulasi Sistem Kekebalan Tubuh

Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan mendeteksi antigen dalam vaksin sebagai zat asing sekaligus ancaman, walaupun sebenarnya tidak berbahaya. Tubuh akan ‘memakan’ antigen ini untuk kemudian memproduksi antibodi spesifik terhadap antigen tersebut.

3. Pembentukan Memori Kekebalan

Proses imunisasi akan berakhir apabila tubuh telah mengenali dan mengingat antigen tersebut. Sebagai efeknya, tubuh dapat mengidentifikasi bakteri serupa yang masuk dan menghasilkan sel imun sebelum menyebabkan infeksi serius.

BAGIAN 2

Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan Usia

Sebagai orang tua, parents tentunya telah menyadari betapa pentingnya imunisasi anak bagi sang buah hati. Secara umum, imunisasi memberikan kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit berbahaya bagi anak, serta menciptakan lingkungan yang sehat di tengah keluarga.

Imunisasi anak juga sudah menjadi program wajib yang ditetapkan oleh serta Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Kementerian Kesehatan melalui Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Yuk moms, kita lebih perdalam lagi informasi seputar imunisasi anak!

Kapan Saja Anak Harus Imunisasi?

Berdasarkan informasi imunisasi anak yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), berikut adalah jadwal imunisasi yang sudah dikelompokkan berdasarkan usia anak:

Imunisasi Anak
Usia 0 - 6 Bulan

Terdapat 7 imunisasi yang wajib diberikan saat anak berusia 0-6 bulan, yaitu:

  1. Hepatitis B
  2. DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
  3. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
  4. HiB (Haemophilus Influenzae B)
  5. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
  6. Polio
  7. Rotavirus

Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B dilakukan sebanyak empat kali, sejak 24 jam setelah anak lahir, dilanjutkan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin Booster juga dapat diberikan ketika anak sudah menginjak 18 bulan.

Imunisasi DPT

Imunisasi DPT mencegah tiga penyakit sekaligus: difteri, pertussis (batuk rejan), dan tetanus.

Imunisasi ini diberikan sebanyak tiga kali, pada saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Pemberian Booster dapat dilaksanakan saat anak berumur 18 bulan dan 5-7 tahun.

Imunisasi BCG

Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) adalah jenis imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit tuberkulosis (TB).

Vaksin ini hanya diberikan satu kali pada usia 0-1 bulan.

Imunisasi HiB

Imunisasi HiB memberikan kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HiB)

Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali saat anak berumur 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin Booster dapat diberikan ketika berusia 18 bulan.

Imunisasi Polio

Vaksin polio dapat diberikan kepada anak secara oral ketika anak baru lahir hingga usia 1 bulan. Sementara itu, vaksin polio suntik dapat diberikan  2 kali sebelum anak menginjak usia 1 tahun.

Imunisasi PCV

Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus seperti pneumonia, meningitis, dan otitis media.

Vaksin dapat diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin booster juga dapat dilakukan saat anak berusia 12-15 bulan.

Imunisasi Rotavirus

Imunisasi ini diberikan untuk melindungi tubuh dari infeksi rotavirus, virus yang menyebabkan diare, muntah, dan dehidrasi pada bayi dan anak.

Terdapat 2 jenis vaksinyakni vaksin monovalen (diberikan sebanyak 2 kali pada usia 6 dan 10 minggu), dan vaksin pentavalen (dilakukan 3 kali, pada rentang usia 6–12 minggu, 14–18 minggu, dan 22–26 minggu).

Imunisasi Anak
Usia 6 - 12 Bulan

Terdapat 3 imunisasi yang wajib diberikan saat anak berusia 6-12 bulan:

  1. Influenza
  2. JE (Japanese Encephalitis)
  3. MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)

Imunisasi Influenza

Vaksin Influenza diberikan kepada anak saat berusia 6 bulan, dilanjutkan dengan pemberian rutin selama setahun sekali ketika anak memasuki usia 18 bulan hingga 18 tahun.

Imunisasi Japanese Encephalitis (JE)

Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) diberikan untuk mencegah anak dari penyakit radang otak akibat virus Japanese Encephalitis. Dilakukan selama satu kali saat anak berusia 9 bulan, imunisasi booster dapat dilakukan ketika berumur 2-3 tahun.

Imunisasi MMR

MMR merupakan singkatan dari measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (campak Jerman). Pemberian imunisasi sebanyak satu kali pada usia 9 bulan dan booster saat 18 bulan atau 5-7 tahun dapat memberikan imunitas kepada anak akan ketiga penyakit tersebut.

Imunisasi Anak
Usia 12 - 24 Bulan

Terdapat 2 imunisasi yang wajib diberikan saat anak berusia 12-24 bulan:

  1. Hepatitis A
  2. Varisela

Imunisasi Hepatitis A

Sesuai dengan namanya, penyakit peradangan pada organ hati dapat dicegah dengan pemberian imunisasi Hepatitis A pada saat anak berusia 12 bulan. Setelah itu, dosis kedua dapat diberikan dengan interval waktu 6-12 bulan setelah dosis pertama.

Imunisasi Varisela

Salah satu jenis penyakit kulit menular yang dapat terjadi pada anak adalah Varisela. Untuk mencegahnya, pemberian imunisasi sebanyak dua kali pada saat anak berusia 12-18 bulan ini wajib dilakukan. Vaksin dosis kedua kemudian dapat diberikan setelah 6 minggu sampai 3 bulan setelah dosis pertama dilaksanakan.

Imunisasi Anak
Usia 2 - 18 Tahun

Terdapat 3 imunisasi yang wajib diberikan saat anak berusia 2 – 18 tahun:

  1. Tifoid
  2. Dengue
  3. HPV (Human PapiloVirus)

Imunisasi Tifoid

Penyakit infeksi yang muncul akibat bakteri Salmonella ini dapat dihindari dengan pemberian imunisasi tifoid pada anak pertama kali saat berusia 2 tahun. Vaksin ini diberikan secara berkala selama 3 tahun sekali saat anak memasuki usia 5-18 tahun.

Imunisasi Dengue

Penyakit demam berdarah dapat diminimalisir apabila anak sudah mendapatkan imunisasi dengue pertamanya di usia 9 tahun. Dilakukan sebanyak tiga kali, sang anak wajib melakukan 2 kali vaksinasi lanjutan (usia 12-18 tahun) dengan catatan bahwa  masing-masing dosisnya berjarak 6 bulan.

Imunisasi HPV

Vaksin yang bertujuan untuk mencegah tertularnya penyakit HPV (human papilovirus) ini dilakukan sebanyak dua dosis dalam rentang usia 9–14 tahun dan tiga dosis dalam rentang usia 15 – 18 tahun dengan jarak 6–15 bulan setiap dosisnya.

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (Q&A)

Apa Efek Samping Imunisasi Pada Anak?

Beberapa jenis imunisasi pada anak memang dapat menimbulkan efek samping yang tidak dapat dihindari. Namun, parents tidak perlu khawatir, karena imunisasi pada anak sudah melalui berbagai tahap uji klinis serta mayoritas dari anak tidak merasakan efek samping sedikitpun pasca menjalani proses imunisasi. Jika anak merasakan efek samping, efek yang dirasakan cenderung ringan dan tidak berbahaya, seperti demam ringan, serta ruam dan nyeri di area suntikan.

Sejatinya, efek samping yang timbul pasca imunisasi melupakan reaksi alami tubuh yang sedang membentuk antibodi. Meski demikian, terdapat kemungkinan yang sangat kecil terjadi efek samping cukup berat seperti alergi dan anafilaksis (reaksi alergi berat secara tiba-tiba).

Salah satu hal yang umum terjadi adalah si kecil justru mendadak sakit sebelum proses pemberian imunisasi anak dilakukan. Apabila sang anak menderita demam, proses imunisasi memang sebaiknya ditunda terlebih dahulu hingga sembuh total.

Namun, apabila penyakit yang diderita tidak terlalu berat, proses imunisasi pada anak masih dapat dilaksanakan sesuai dengan ‘lampu hijau’ dari dokter. Oleh karena itu, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter terkait pemberian imunisasi anak dalam kondisi sakit ya, parents!

Sebagian besar jenis elergi yang sering ditemui pada anak sebenarnya tidak menjadi hambatan untuk dilakukan proses imunisasi. Namun, parents juga tetap perlu menginformasikan kepada dokter atau tenaga medis mengenai jenis alergi yang dimiliki anak sebelum imunisasi diberikan.

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi akan memiliki risiko yang lebih besar untuk tertular berbagai macam penyakit yang tentunya akan mengganggu kesehatan sang anak. Terlebih, anak berusia dibawah 2 tahun lebih rentan karena daya tahan tubuhnya yang belum terbentuk dengan sempurna.

Sementara itu, apabila anak belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan melebihi batas usia yang dijadwalkan, terdapat program imunisasi kejar. Program imunisasi ini dapat diberikan kepada anak hingga usia 18 tahun.

Parents, perlu diperhatikan bahwa imunisasi pada anak dapat dilakukan di beberapa tempat, seperti posyandu, puskesmas, klinik, dan rumah sakit. Namun, satu hal yang perlu dicermati adalah ketersediaan dan kelengkapan jenis vaksin. Dalam kasus tertentu, orang tua harus menunggu selama beberapa waktu akibat ketersediaan vaksin.